oleh
: Anis Ro’iyatunisa 1103104
1.
Pengertian
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan
bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses
pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki
kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Evaluasi yang tepat dan
berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terjadinya fasa pengembangan
ini dengan efektif dan bermakna.
Menurut Olivia
(1983) evaluasi adalah alat untuk menentukan keputusan apa yang perlu
dikembangkan dan utuk memberikan dasar efek-efek yang berkembang. Evaluasi
kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan
baik yang bersifat makro, ruang lingkup luas
(ideal curiculum) atau lingkup mikro (actual curiculum) dalam bentuk
pembelajaran.
·
Indikator keberhasilan kurikulum
mencakup :
1) Sosialisasi
kurikulum
2) Penyusunan
silabus
3) Penyusunan
program tahunan dan semester
4) Penyusunan
rencana pembelajaran
5) Penyusunan
bahan ajar
6) Pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar.
2. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum ditujukan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang
ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Diadakannya evaluasi di
dalam proses pengembangan kurikulum bertujuan untuk:
Perbaikan Program
Peranan
evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan
input bagi perbaikan yang diperlukan dalam program kurikulu yang sedang dikembangkan.
Dalam
mempertanggungjawabkan hasil yang telah dicapai, pihak pengembangan kurikulum
perlu mengemukakan kelebihan dan kekurangan kurikulum yang sedang dikembangkan.
Penentuan tindak lajut hasil pengembangan
3.
Model
Evaluasi Kurikulum
Measurement
Measurement
Evaluasi
pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan
individual maupun kelompok.
Hasil
evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan
dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program /metode.
Congruence
Evaluasi
pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai,
untuk melihat sejauh mana perubahan hasil pendidikan telah terjadi.
Hasil
evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan
dan pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan.
Illumination
Evaluasi
pada dasarnya merupakan studi mengenai pelaksanaan program, serta pengaruh
program terhadap perkembangan hasil belajar.
Evaluasi
lebih didasarkan pada judgement (pertimbangan)
yang hasilnya diperlakukan untuk penyempurnaan program.
Educational
System Evaluation
Evaluasi
pada dasarnya adalah perbandingan antara
performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan
suatu deskripsi dan judgemen. Hasil
evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program
secara keseluruhan.
Model CIPP
Model ini
menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya: karakteristik peserta didik,
tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur dan mekanisme
pelaksanaan program itu sendiri.
4.
Tinjauan
Masing-masing Model
Measurement
Konsep
measurement lebih menekankan pada
pentingnya obyektivitas dalam proses evaluasi. Aspek obyektivitas perlu
dijadikan landasan yang terus menerus dalam rangka mengembangkan konsep dan
sistem evaluasi kurikulum. Disamping itu, pendekatan pada konsep ini masih
sangat besar pengaruhnya dan dirasakan faedahnya dalam berbagai kegiatan
pendidikan, seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah
dan kegiatan penelitian pendidikan.
Kelemahan
dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebihan pada aspek
pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan.
Congruence
Konsep
congruence telah memperlihatkan
adanya “high degree of integration with
the intructional process”. Dengan mengkaji efektivitas kurikulum dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, hal ini akan memberikan fed back
kepada pengembangan kurikulum tentang tujuan-tujuan mana yang sudah dan belum
tercapai.
Kelemahan
dari konsep ini terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan
evaluasinya diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi
konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek langsung
evaluasi.
Illumination
Konsep
illumination menekankan pentingnya
dilakukan evaluasi yang berkelanjutan selama proses pelaksanaan kurikulum
sedang berlangsung. Gagasan yang terkandung dalam kosep ini memang penting dan
menunjang proses penyempurnaan kurikulum, karena pihak pengembang kurikulum
akan memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi
dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dikembangkan.
Kelemahan
dari konsep ini terutama terletak pada teknis pelaksanaannya. Pertama, kegiatan
evaluasi tidak didahului oleh adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai
dasar bagi pelaksanaan dan penyimpulan hasil evaluasi. Kedua, obyektivitas dari
evaluasi yang dilakukan perlu dipersoalkan.
Educational
System Evaluation
Konsep
ini memperlihatkan banyak segi yang positif untuk kepentingan proses
pengembangan kurikulum. Suatu bagian dari konsep kurikulum ini yang dipandang
sebagai kelemahan adalah mengenai pandangannya tentang evaluasi untuk
menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh.
Model CIPP
Model
evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang cukup luas, tidak
hanya mencakup aspek pembelajaran saja sebagai implementasi kurikulum, namun
keseluruhan aspek mulai dari: konteks (contect),
masukan (input), proses (process), dan hasil (product).
Referensi :
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum & Pembelajaran.
Bandung: Jurusan Kurtekpen UPI.