Hampir
semua orang menyukai rasa sedap pada makanan. Tapi sebenarnya apa yang
menyebabkan rasa sedap tersebut? Yang menyebabkan rasa sedap pada makanan
tersebut adalah MSG (Monosodium
Glutamat), hampir semua orang pernah merasakan rasa sedap dan gurih
yang ada dalam MSG. Hampir di setiap rumah makan atau warung-warung tidak luput
dari penambahan MSG dalam setiap masakan. Makanan yang hambar memang tidak enak
dinikmati. Oleh karena itu, penggunaan MSG semakin populer sebagai penyedap
rasa. MSG dikenal sebagai bahan penyedap rasa yang menguatkan rasa makanan
menjadi lebih enak dan sedap.
MSG pertama
kali ditemukan pada tahun 1909 di Jepang oleh Ajinomoto Corp. Prof.Dr. Umar A. J (http://media.isnet.org/islam/Etc/MSG.html). MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium
lactofermentum). Dalam proses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan
Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses
fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan
terbentuk Monosodium Glutamat (MSG).
MSG yang terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga
merupakan serbuk kristalmurni yang siap di jual di pasar.
Monosodium
glutamat telah berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang populer di seluruh
dunia. Ketika
ditambahkan pada makanan, MSG memberikan fungsi yang sama seperti Glutamat yaitu memberikan rasa sedap
pada makanan. Selain MSG, ada penyedap rasa lain yang digunakan oleh industri makanan
seperti disodium inosinat (IMP) dan disodium guanilat (GMP). Namun, MSG-lah
yang paling disukai orang karena kemurahan dan keefektifan MSG dalam menguatkan
rasa. Secara
sederhana MSG dibagi menjadi dua jenis, yaitu MSG alami dan buatan. MSG yang
alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan MSG buatan yang justru banyak beredar,
sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.
MSG digunakan hampir pada semua jenis sayuran, kaldu,
dan lauk-pauk, berbagai makanan olahan seperti daging kalengan, saus tomat,
kecap, sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan,
dll. Penggunaan MSG kadang-kadang ‘tersembunyi’ di balik label makanan dengan
nama yang berbeda, seperti ‘penyedap rasa alami’.
A.
Efek Positif
Monosodium Glutamat (MSG)
MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau
air liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah
asam amino nonesensial yang ditemukan hampir di semua protein. Di Amerika
Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite
Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG
adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia
sendiri, MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman oleh BPOM. “Micin atau penyedap rasa, atau MSG, aman
dikonsumsi masyarakat. Asosiasi pangan dunia juga telah menguji kalau efek
negatif yang selama ini digembar-gemborkan ke masyarakat tentang penggunaan
micin tidak terbukti,” kata Kepala BPOM Pusat, Husniah Rubiana Thamrin,
dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (25/5/2009).
“MSG memiliki peran sebagai
salah satu oksidan alami glutathione yang
penting dan berperan sebagai neuro yang
salah satunya dibutuhkan kalium membentuk keseimbangan. Sehingga keseimbangan
otak kita menjadi baik dengan keberadaan glutamat”, SMM DT.
Berdasarkan
Penelitian Mahasiswa Farmasi UNISBA, melalui uji klinis, telah dibuktikan bahwa
makanan yang enak karena glutamat,
baik dari makanan itu sendiri maupun dari MSG, merangsang produksi cairan
pencernaan sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat didalam usus halus berfungsi
sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsur-unsur nutrisi ke dalam darah. Glutamat memainkan peranan penting dalam
berbagai metabolisme tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme
protein, karbohidrat, dan lemak.
B.
Efek Negatif
Monosodium Glutamat (MSG)
Menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills,
MSG adalah excitotoxin, yaitu zat
kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan
bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf seperti alzheimer, penyakit
Parkinson serta autisme. Beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang
berhubungan dengan MSG menurut Blaylock : kejang, mual, alergi, serangan asma,
sakit kepala, mulut terasa kering serta hilang ingatan.
Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari
mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak
lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa. Walaupun
sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang
memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan.
Hasil penelitan Olney di St. Louis,
tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini
diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus
malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun, penelitian selanjutnya
menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala
kerusakan otak.
Di dalam otak, enzim mengkatalis dekarbosilasi asam glutamat menjadi gamma-asam aminobutrat. Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal di dalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak. Oleh karena itu, pada akhir tahun 1970, perusahaan-perusahaan makanan bayi bersepakat untuk tidak memasukkan unsur MSG ke produk-produk makanan bayi.
Rasa enak yang ditimbulkan oleh
MSG dituduh sebagai penyebab penggunaan MSG yang berlebihan. Sama seperti pemakaian
garam, pemakaian MSG memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan.
Penggunaan MSG lebih tinggi dari dosis optimum ini dapat mengurangi rasa enak pada
makanan dimana umumnya kita tidak menginginkannya. Tentu saja pabrik maupun
penjaja makanan tidak akan pernah membuat makanannya tidak enak dengan
menambahkan MSG diluar batas, karena ini sama artinya mereka membunuh usaha
mereka sendiri.
C. Tindakan yang diambil dalam Penggunaan MSG
MSG memberikan efek positif dan efek negatif bagi
tubuh kita. MSG bermanfaat sebagai antioksidan alami. Namun, apabila digunakan
berlebihan maka dapat menyebabkan alergi, mual, dan efek lainnya. Untuk itu
sebaiknya kita membatasi atau menghindari penggunaan MSG dalam makanan.
Makanlah makanan dalam bentuknya yang paling alami. Makanan
yang alami adalah makanan yang paling baik bagi tubuh kita. Bagaimanapun juga
tubuh kita tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan
manusia. Tubuh kita diciptakan untuk mencerna makanan buatan alam.
REFERENSI
Soetrisno.(2010, 11 Februari). Mengapa tidak baik mengonsumsi MSG
berlebihan? [Online]. Tersedia: http://info-msg.blogspot.com/2010/02/
mengapa-tidak-baik-mengkonsumsi-msg.html[27 Februari 2010]
Sweetpe.(2010, 17 September). Kontraversi: Bahaya Efek Samping Penggunaan
MSG didalam Makanan [Online]. Tersedia:
http://sweetspearls.com [27Februari
2012]
S Hamdani.(Tanpa
Tahun). Efek MSG terhadap Kesehatan [Online].Tersedia: http://catatankimia.com/catatan/efek-msg-terhadap-kesehatan.html [27 Februari 2012]
No comments:
Post a Comment